Beberapa hari di Kota Amoy, ada saja kuliner yang kita cari, namanya Rujak Ebi. Yang bikin penasaran, semua orang yang kita tanya selalu menyarankan cari di belakang puskesmas di area pasar hongkong. Jadilah kita terus kesana.
Urusannya ternyata tidak semudah itu. Saat kita datang pagi, warung belum buka. Ya sudah, kita kerja dulu dong: liputan. Kita niatin datang saat kerjaan selesai. Tapi yang ada, rujak sudah habis. Begitu berhari, hari. Maklum, Festival Cap Go Meh di Singkawang menjadikan kota ini padat pendatang, dan tentu tujuan mereka sama lah dengan kita-kita: berburu kuliner. Kalah duluan lah sama mereka, secara kita tidak bisa segitu bebas.
Akhirnya, sehari setelah Cap Go Meh, di hari tambahan, setelah sesi kopdar akbar dengan member Langsungenak Singkawang, terwujud juga aku nyicip Rujak Ebi belakang puskesmas ini.
Menyesal? TIDAK!
Asli, uenak! Segar gurih asin manis asam. Nano-nano wis. Sedap, aku bilang.
Rujak ini sebanding dengan Rujak Cingur belakang Pasar Genteng Surabaya. Bumbunya pun sebenarnya tak jauh beda. Rujak Ebi ini menggunakan cabai rawit, terasi, gula merah, garam, perasan lemon cui, petis dan tentu Ebi. Semua diuleg halus dan diberi kacang tanah yang dihaluskan juga. Alhasil rasanya jadi Istimewa. Apalagi beberapa emping bertabur di atasnya.
Buah-buahan yang digunakan antara lain mangga, bengkuang, pepaya, dan nenas. Seger-seger pula. dhuh, nulis begini sambil mbayangin rasanya kok liurku langsung banjir.
Sekedar info, pilihan rujak ebi ada dua, yaitu rujak buah atau rujak sayut. Rujak sayur ini dikenal dengan nama pecal.
Wis, kalau main ke Singkawang pastikan mencicip rujak yang satu ini ya. Oh iya, yang tidak suka pedas, lebih baik sampaikan di awal. Soalnya kemarin kita main pesan saja. Endingnya mulut kepedesan sampai mangap-mangap… Hihi.
?#?pesonaSingkawang? ?#?IndonesiaTravel?